Kini Fungsi Whatsapp Bukan Sekedar Media Chatting

Whatsapp adalah salah satu aplikasi yang berada dibawah naungan Meta Group yang kini telah dinikmati oleh 2 Milyar pengguna di seluruh dunia. Di Indonesia, aplikasi yang familiar dengan sebutan “WA” merupakan aplikasi instant messaging atau chatting yang menghadirkan konsep dengan fitur simplicity. Konsep milik Whatsapp ini telah mampu menarik perhatian pecinta dunia maya dan menggeser kedudukan e-mail sebagai pelopor messaging. Sebelum Whatsapp menjadi primadona, kita juga telah merasakan trend dari aplikasi chatting itu sendiri. Setiap negara berlomba-lomba membuat aplikasi chatting dengan branding yang unik dan seperti mantra yang menghipnotis konsumen para kaum muda. Masih segar diingatan kita bagaimana booming-nya sticker yang menjadi daya pikat aplikasi Line. Lalu, aplikasi dari Negeri Ginseng, KakaoTalk dengan branding “Kpopers” dan aplikasi buatan Negeri Tirai Bambu yaitu WeChat yang branding utamanya saat itu menawarkan fitur video call.

Kini di Indonesia, eksistensi e-mail sebagai media messaging dan berbagai aplikasi tersebut telah memudar yang beralih kepada Whatsapp. Uniknya saat dulu trend aplikasi instant messaging, WA tetap tampil sederhana tanpa menawarkan keunggulan fitur apapun. Setelah memiliki banyak pengguna, WA melakukan upgrading pada beberapa fitur miliknya, hadirnya story whatsapp seperti instagram, fitur video call untuk grup, dan fitur closed friend pada story layaknya instagram. Dan tidak kalah menarik adalah sticker Whatsapp yang semakin hari membuat candu bagi kaum pengguna Whatsapp.

Transmisi dari E-mail ke Whatsapp

E-mail sebagai pemain awal media messaging, bisa dikatakan eksistensinya sudah redup. Selain, kurang praktis juga memberikan kesan formal untuk sekedar interaksi online. Sebagaimana chatting yang biasa digunakan untuk interaksi kepada orang terdekat, rasanya fitur e-mail memang kurang tepat. Terlebih kita mengenal e-mail biasa digunakan untuk interaksi formal, sebut saja untuk pengiriman tugas kepada guru, meeting schedule, proposal hingga yang sangat familiar adalah untuk melamar pekerjaan. Google sebagai salah satu penyedia layanan e-mail berusaha menyiasati “kesan formal” pada e-mail dengan membuat aplikasi instant messaging bernama Hangout yang ter-synchronized dengan gmail. Sayang siasat ini tidak berjalan mulus dan tetap sepi peminat. 

Fitur terbatas dan non-upgradable yang tidak ramah dengan konsep kekinian kaum Millennials, memberikan “sign” bawah e-mail lazimnya digunakan oleh generasi “tua”. Sedangkan Whatsapp tidak dipungkiri telah mampu melintasi segala usia. Whatsapp berhasil memberikan kesan simple, easy, but comfy yang membuat betah penggunanya. 

Transformasi Whatsapp, Bukan Lagi Hal Informal 

Pada masa Covid-19 kita ketahui bahwa pandemi memberikan dampak besar pada tatanan kehidupan manusia. Terbatasnya komunikasi langsung, mau tidak mau kita menggunakan media online. Selain Zoom yang menjadi aplikasi hype saat pandemi, Whatsapp pun menjadi salah satu aplikasi instant messaging yang sering digunakan. Bukan lagi sebagai aplikasi untuk bertanya perihal kabar atau bercengkrama kepada kawan sejawat, kini Whatsapp bertransformasi sebagai media formal untuk sekolah maupun urusan bisnis. Pernah mengikuti seminar, workshop, atau pelatihan online? Rata-rata semua terintegrasi dengan Whatsapp. Pada saat pengisian form, kita untuk mengisi nomor Whatsapp dan nantinya kita sebagai peserta diundang dalam grup Whatsapp. Langkah ini dilakukan semata mata berfungsi untuk mengkoordinir. Dengan metode seperti itu akan terasa efektifitasnya dan dikarenakan sebagian besar masyarakat Indonesia memiliki Whatsapp.

Pada cakupan bisnis, transformasi Whatsapp menjadi lebih luas. Whatsapp telah menghadirkan Whatsapp Business yang merupakan sebuah terobosan untuk mendukung para kaum businessman. Terobosan tersebut memberikan kesempatan untuk mengenal digital marketing secara sederhana. Fitur pada Whatsapp Business memang not completed, namun perlu dipertimbangkan. Penggunaan akun Whatsapp business akan meningkatkan business value dan kepercayaan konsumen, karena antara penjual dan pembeli secara individual terkoneksi langsung. Saat ini pada Whatsapp Business tersedia fitur message template untuk auto reply dan juga fitur “keranjang” seperti pada aplikasi e-commerce

Masih pada ranah bisnis, Whatsapp saat ini ikut berperan juga dalam proses apply job. Sebagaimana kita tahu bahwa e-mail yang notabene-nya digunakan untuk kebutuhan formal, sangat sering digunakan dalam apply job. Dahulu para pihak recruiter akan menanggapi lamaran hanya via e-mail. Kini, hal tersebut walau belum significant, sedikit demi sedikit telah mengalami pergeseran. Masih sebatas andil pada proses lanjutan dari pelamar yang diterima, nantinya para recruiter akan menghubungi via Whatsapp atau sekedar memastikan kehadiran para pelamar untuk mengikuti seleksi lanjutan. Komunikasi real time memberikan keunggulan Whatsapp dan menjadi alasan dari pergeseran tersebut. Penggunaan Whatsapp pada recruitment process saat ini masih sedikit perusahaan yang menerapkan dan masih pada fase dimana perusahaan yang menggunakan media Whatsapp saat recruitment process yaitu perusahaan berskala kecil atau rintisan, biasa kita sebut Start Up

Grup Whatsapp, Media Knowledge Sharing

Masih pada situasi pandemi, kita merasakan manfaat begitu besar dari penggunaan Whatsapp. Pernah mengikuti seminar, workshop, atau pelatihan online sebagian besar terintegrasi dengan grup Whatsapp. Momen bertemu dengan orang-orang baru, menjadi ajang untuk kita transfer ilmu atau biasa dikenal dengan knowledge sharing. Pada dunia kerja, knowledge sharing menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan khususnya untuk pertumbuhan perusahaan. Knowledge sharing menjadi jawaban dan solusi yang bisa diterapkan untuk situasi demi keberlangsungan perusahaan. Situasi pandemi mengakibatkan knowledge sharing pada dunia bisnis menjadi terbatas. Namun, bukan berarti tidak dapat dilaksanakan. Perkembangan teknologi harus memicu kreatifitas dan knowledge sharing dapat dilaksanakan secara online melalui diskusi melalui grup Whatsapp atau via Zoom. 

Budaya knowledge sharing merupakan budaya idaman yang ingin diimplementasikan oleh semua perusahaan, termasuk perusahaan yang mempersiapkan diri untuk menyambut para bibit-bibit baru yang menyokong pertumbuhan perusahaan. Salah satu caranya adalah dengan mengembangkan sistem yang mampu menjawab kebutuhan “instant connection” sebagai salah satu tools dalam penguatan dan pengembangan budaya knowledge sharing. Dengan mengelola pengetahuan, perusahaan tidak hanya diuntungkan dengan penambahan pengetahuan ter-update dari sudut pandang, tapi juga peremajaan perusahaan yang akan mendorong penciptaan inovasi.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *